Abstraksi
Pada bulan September 2018, tiga kota IHK di
Sumatera Utara mengalami inflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,39 persen; Medan
sebesar 0,09 persen; dan Padangsidimpuan sebesar 0,04 persen. Sedangkan
Pematangsiantar mengalami deflasi sebesar 0,24 persen. Dari 82 kota IHK, 66
kota mengalami deflasi dan 16 kota mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Pare-pare sebesar 1,59 dan terendah di Tegal,
Singkawang, Samarinda, dan Ternate masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara
inflasi tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,59 persen dan terendah di Bungo
sebesar 0,01 persen.
Bulan September 2018, Pematangsiantar deflasi
sebesar 0,24 persen atau terjadi penurunan indeks dari 137,80 pada bulan
Agustus 2018 menjadi 137,47 pada bulan September 2018. Deflasi terjadi karena
adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pengeluaran
kelompok bahan makanan sebesar 1,28 persen. Sementara kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar;
kelompok sandang; kelompok kesehatan; kelompok pendidikan, rekreasi, dan
olah raga; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan
masing-masing mengalami peningkatan indeks sebesar 0,18 persen; 0,22
persen; 0,32 persen; 0,46 persen; 0,03 persen; dan 0,02 persen.
Komoditas utama penyumbang deflasi
selama bulan September 2018 di Pematangsiantar antara lain daging ayam ras,
bawang merah, tongkol, jeruk, nila, dencis, telur ayam ras, mujair, kacang
panjang, bawal, tomat buah, dan kangkung.
Dari 23 kota IHK di Pulau
Sumatera, 16 kota mengalami deflasi dan 7 kota mengalami inflasi. Deflasi
tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,12 persen dan terendah di Batam
sebesar 0,09 persen. Sementara inflasi tertinggi di Bengkulu sebesar 0,59
persen dan terendah terjadi di Bungo sebesar 0,01 persen.