Abstraksi
Pada bulan Februari 2019, seluruh kota IHK di Sumatera Utara mengalami
deflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,70 persen; Pematangsiantar sebesar 0,29
persen; Medan sebesar 0,30 persen; dan Padangsidimpuan sebesar 0,45 persen. Dengan
demikian, gabungan 4 kota IHK di Sumatera Utara deflasi sebesar 0,32 persen.
Dari 82 kota IHK, 69 kota mengalami deflasi dan 13 kota mengalami inflasi. Deflasi
tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,11 persen dan terendah di Serang sebesar
0,02 persen. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,98 persen
dan terendah terjadi di Kendari sebesar 0,03 persen.
Bulan Februari 2019,
Pematangsiantar deflasi sebesar 0,29 persen atau terjadi penurunan indeks dari
139,10 pada bulan Januari 2019 menjadi 138,69 pada bulan Februari 2019. Deflasi
terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pengeluaran
kelompok bahan makanan sebesar 1,69 persen; kelompok perumahan, air, listrik,
gas, dan bahan bakar sebesar 0,17 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan
sebesar 0,11 persen. Sementara kelompok yang
mengalami peningkatan indeks, yaitu: kelompok sandang sebesar 0,55 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,99 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah
raga sebesar 0,51 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau tidak mengalami perubahan indeks.
Komoditas utama
penyumbang deflasi selama bulan Februari 2019 di Pematangsiantar antara lain cabai
merah, bawang merah, tomat buah, udang basah, jeruk, batu bata, cabe hijau, semangka,
salak, wortel, daging ayam ras, telur ayam ras, manyung/mayung, cabai rawit, dan
sawi putih.
Dari 23
kota IHK di Pulau Sumatera, 21 kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi
terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,82 persen
dan terendah terjadi di Metro sebesar 0,04 persen.
Sedangkan 2 kota yang mengalami inflasi adalah Batam
sebesar 0,26 persen dan Tanjung Pinang sebesar 0,04 persen.